Tangga Jarak Kubik
Tangga jarak kosmos (Jawi: تڠݢ جارق كوسموس; juga dikenali sebagai skala jarak ekstragalaksi) adalah sesaran kaedah di mana para ahli astronomi menentukan jarak ke objek angkasa. Pengukuran jarak langsung sebenar objek astronomi mungkin hanya untuk objek yang "cukup dekat" (sekitar seribu parsek) ke Bumi. Teknik untuk menentukan jarak ke objek yang lebih jauh semuanya berdasarkan pelbagai korelasi yang diukur antara kaedah yang berfungsi pada jarak dekat dan kaedah yang berfungsi pada jarak yang jauh. Beberapa kaedah bergantung kepada lilin piawai, yang merupakan objek astronomi yang mempunyai kekilauan yang diketahui.
Analogi tangga timbul kerana tiada teknik tunggal yang dapat mengukur jarak pada semua julat yang ditemui dalam astronomi. Sebaliknya, satu kaedah boleh digunakan untuk mengukur jarak berdekatan, satu lagi boleh digunakan untuk mengukur jarak dekat dengan jarak perantaraan, dan sebagainya. Setiap langkah tangga menyediakan maklumat yang boleh digunakan untuk menentukan jarak pada tangga yang lebih tinggi seterusnya.
Pada dasar tangga adalah pengukuran jarak asas, di mana jarak ditentukan secara langsung, tanpa andaian fizikal mengenai sifat objek yang dipersoalkan. Pengukuran kedudukan bintang yang tepat adalah sebahagian daripada disiplin astrometri.
Pengukuran jarak langsung didasarkan pada unit astronomi (AU), iaitu jarak antara Bumi dan Matahari. Hukum Kepler memberikan nisbah yang tepat mengenai saiz orbit objek yang mengorbit Matahari, tetapi tidak memberikan pengukuran skala keseluruhan sistem orbit. Radar digunakan untuk mengukur jarak antara orbit bumi dan jasad kedua. Daripada ukuran dan nisbah kedua-dua saiz orbit, saiz orbit bumi dikira. Orbit bumi diketahui dengan ketepatan mutlak beberapa meter dan ketepatan relatif beberapa 6989100000000000000♠1×10−11.
Secara sejarah, pemerhatian transit Zuhrah adalah penting dalam menentukan AU; pada separuh pertama abad ke-20, pemerhatian asteroid juga penting. Pada masa ini, orbit bumi ditentukan dengan ketepatan tinggi menggunakan pengukuran radar jarak ke Zuhrah dan planet-planet dan asteroid yang berdekatan lain[1], dan dengan mengesan kapal angkasa antara planet dalam orbit mereka mengelilingi Matahari menerusi Sistem Suria.
Pengukuran jarak asas yang paling penting berasal dari paralaks trigonometri. Apabila Bumi mengorbit Matahari, kedudukan bintang yang berdekatan akan kelihatan beralih sedikit berbanding belakangnya yang lebih jauh. Peralihan ini adalah sudut dalam segitiga sama kaki, dengan 2 AU (jarak antara kedudukan lampau orbit Bumi keliling Matahari) menjadikan kaki asas segitiga dan jarak ke bintang menjadi kaki yang sama panjang. Jumlah peralihan agak kecil, mengukur 1 arkasaat untuk objek pada jarak 1 parsek (3.26 tahun cahaya) ke bintang yang terdekat, dan selepas itu berkurangan jumlah sudutnya apabila jarak meningkat. Ahli astronomi selalunya menyatakan jarak dalam unit parsek (arkasaat paralaks); tahun cahaya digunakan dalam media popular.
Disebabkan paralaks menjadi lebih kecil untuk jarak yang jauh lebih besar, jarak yang berguna dapat diukur hanya untuk bintang-bintang yang cukup dekat untuk mempunyai paralaks yang lebih besar dari beberapa kali ketepatan pengukuran. Pengukuran paralaks biasanya mempunyai ketepatan yang diukur dalam miliarkasaat.[2] Sebagai contoh, pada 1990-an, misi Hipparcos memperoleh paralaks untuk lebih seratus ribu bintang dengan ketepatan kira-kira satu miliarkasaat,[3] memberikan jarak yang berguna untuk bintang-bintang untuk beberapa ratus parsek. Teleskop Hubble WFC3 kini mempunyai potensi untuk memberikan ketepatan 20 hingga 40 mikroarkasaat, membolehkan pengukuran jarak yang boleh dipercayai sehingga 5,000 parsek (16,000 ly) untuk bilangan kecil bintang.[4][5] Pada tahun 2018, Pelepasan Data 2 dari misi angkasa Gaia memberikan jarak yang sama tepat kepada kebanyakan bintang yang lebih terang daripada magnitud ke-15.[6]
Templat:Units of length used in Astronomy
0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nganjuk(BPS-Statistics Of Nganjuk Regency)Jl. Dermojoyo No. 34A Nganjuk 64418 Telp./Fax: (0358)321583 Email: [email protected]
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Utara (Statistics of Lombok Utara Regency) Jl. Raya Gangga-Bayan
Kabupaten Lombok Utara
Mailbox : [email protected]
Usai lebaran hingga hari ini, hampir setiap hari saya berjumpa dengan para pimpinan perusahaan ternama yang menjadi cilent Kubik Leadership. Selain itu, saya juga diundang beberapa pengusaha yang sedang naik daun.
Dari pertemuan dan diskusi tersebut, ternyata ada pola yang seirama mengapa seseorang mendapatkan rezeki nomplok alias rezeki tanpa diduga. Bisa jadi rezeki dalam bentuk harta yang berlimpah maupun karir yang cemerlang.
Menurut saya, ada tiga pola yang menonjol yang melekat pada orang-orang yang sering mendapatkan rezeki nomplok.
Pertama, senang melakukan hal baru. Melakukan hal baru ada kemungkinan gagal namun juga ada peluang untuk berhasil. Saat kita melalukan 10 hal baru maka ada kemungkinan kita gagal semua, gagal sebagian, berhasil sebagian atau berhasil semua.
Sementara apabila kita tidak melakukan hal baru maka peluang untuk mendapatkan sesuatu dari yang baru adalah nol. Orang-orang yang mendapatkan rezeki nomplok senang mencoba hal baru. Rezeki nomplok tidak datang begitu saja, ia perlu kesiapan. Dan kesiapannya adalah mencoba hal yang baru.
Apa hal baru yang Anda lakukan pada bulan ini?
Kedua, senang membangun relasi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pengambilan keputusan tidak selalu didasarkan karena kekuatan proposal atau konsep yang ditawarkan. Justeru hal terbesar yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah adanya hubungan dan interaksi sebelumnya. Semakin sering atau semakin banyak interaksi akan memperbesar peluang memenangkan persaingan bisnis atau karir di perusahaan.
Dalam bahasa agama, silaturahmi melapangkan rezeki. Apakah asal silaturahmi? Jawabnya, tidak. Menurut Prof Richard Wiseman dalam bukunya The Luck Factor: Changing Your Luck, Changing Your Life (2003) menjalin relasi terbaik adalah menjalin relasi dengan orang yang berpotensi mendatangkan keberuntungan. Dalam bahasa bisnis, menjalin relasi dan komunikasi dengan target market dan komunitasnya.
TApakah bulan ini Anda sudah menjalin silaturahmi dengan orang yang berpotensi mendatangkan keberuntungan?
Ketiga, memiliki HOPE yang tinggi. Menurut Shane J. Lopez, pengarang buku Making Hope Happen (2013), hope adalah keyakinan akan masa depan yang lebih baik dari saat ini dan perasaan berdaya untuk mewujudkannya dengan mengantisipasi segala kemungkinan.
Orang-orang yang sering mendapat rezeki nomplok ternyata memiliki hope yang tinggi. Dimana mereka sangat yakin akan masa depannya (sense of goal), memiliki perasaan yang sangat berdaya (sense of agency) dan selalu mampu mengantisipasi segala kemungkinan (sense of pathways).
Bagi Anda yang ingin mendalami bagaimana cara kerja Hope sehingga berpeluang mendapatkan rezeki nomplok silakan berguru dengan pakar Hope di Indonesia, Andra Donatta. Beliau akan berbagi ilmunya pada 13 Juli 2019. Hubungi segera 082-111-999-022 atau 021-7813030.
So, Anda ingin sering mendapat rezeki nomplok? Bila mau, senanglah melakukan hal baru, senang membangun relasi dan memiliki hope yang tinggi. Cobalah.
Jamil Azzaini CEO Kubik Leadership
Badan Pusat Statistik Kabupaten NgadaJln. Slamet Riyadi
Telp : (0384) 21359 Fax : (0384) 21359 Email : [email protected]